Menu

Sunday 20 December 2015

6 Tahapan dalam Desain Grafis


 
Ada 2 hal yang mempengaruhi nilai dan hasil sebuah desain yaitu konsep dan hasil akhir.  Konsep merupakan perwujudan ide dari seorang desainer setelah berdiskusi dengan klien mengenai apa yang ingin dicapai, tujuan, segmen dsb. Konsep biasanya dituangkan dalam bentuk gambar kasar (Sketsa) yang kemudian di presentasikan terlebih dahulu kepada klien sebelum diolah ke tahap berikutnya. Kemampuan menuangkan ide menjadi sebuah konsep dipengaruhi oleh apa yang dilihat, didengar dan apa yang dibaca oleh seorang desainer. Sehingga dengan semakin variatifnya bacaan akan menambah kemampuan seorang desainer.
Hasil akhir ditentukan oleh kemampuan skill teknis (Olah Software) seorang desainer. Seiring dengan banyaknya pekerjaan desain maka kemampuan teknis ini akan semakin meningkat, begitu juga dengan pengalaman menggunakan sebuah software, sampai mengembangkan teknik-teknik baru dalam menggali kemampuan sebuah software akan memberikan hasil yang maksimal pada sebuah hasil desain. Selain itu pengetahuan post production dari seorang desainer akan membantu bagaimana hasil desainnya menjadi maksimal, seperti akan dibuat dalam ukuran berapa, bahannya apa, menggunakan mesin apa, dipajang diluar atau didalam, dsb. Sebagai contoh untuk membuat desain spanduk ukuran 3 x 1 M dan desain flyer tentu akan berbeda setting resolusinya di photoshop.

  
Tahapan dalam perancangan sebuah desain dijabarkan kedalam 6 proses, yaitu :





1.   Konsep
Konsep adalah pijakan awal dalam sebuah desain, dan merupakan hasil dari brainstorming seorang desainer dengan klien. Hasil dari pemikiran ini menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan segment / audience yang dituju. Konsep tidak mesti berasal dari bidang desain tapi merupakan gabungan dari beberapa bidang lain tergantung experience dan observasi seorang desainer. Konsep bisa didapatkan dari bidang lain, seperti : ekonomi, politik, hukum, budaya, dll.

2.   Media
Untuk mencapai hasil dari tujuan kita terutama mengenai sasaran / segment yang dituju dari desain tersebut, diperlukan studi kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapainya. Media bisa berupa cetak, elektronik, outdoor, Internet, neon sign, mural dll.

3.   Ide/gagasan
Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, literatur, wawasan yang luas, diskusi, wawancara, dll. Agar desain bisa efektif diterima audience dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan. Kadang untuk mendapatkan ide, diperlukan suatu kegilaan, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan membenturkan / membuat suatu hal yang konflik / paradoks.
Inovasi dalam membuat sebuah karya desain, mencari jargon-jargon baru pada sebuah iklan atau menerapkan teknik-teknik baru dalam sebuah desain memberikan hasil desain yang berbeda dari kebanyakan desainer. Kenapa harus berbeda karena dengan ketatnya persaingan di dunia grafis mempunyai ciri khas terhadap sebuah desain merupakan suatu nilai tambah.
Contoh :  iklan rokok yang memiliki slogan : “Bikin hidup lebih hidup”. Sedangkan kita padahal telah mengetahui bahwa rokok lebih mendekatkan kita pada kematian!  But is unique and different right.

4.   Persiapan data
Data berupa teks, suara, video atau gambar terlebih dahulu harus kita pilah dan seleksi. Apakah data itu sangat penting sehingga harus tampil atau kurang penting sehingga bisa ditampilkan lebih kecil, samar atau dibuang sama sekali. Data bisa berupa data  informatif atau data estetis. Data informatif adalah data yang harus ada dan berisi informasi kepada audience bisa berupa foto atau teks, dan judul. Data estetis merupakan data tampilan agar sebuah desain menjadi enak dilihat dan proporsional. Data ini bisa berupa bingkai, background, efek grafis, garis atau bidang.Tugas desainer adalah menggabungkan data informatif dan data estetis menjadi suatu kesatuan yang utuh. Tujuan desain grafis adalah untuk mengkomunikasikan karya secara visual, oleh karena itu jangan sampai estetika mengorbankan pesan / informasi.

5.   visualisasi
Berbeda dengan pembuatan desain untuk sendiri atau portofolio, dalam kaitannya dengan pembuatan untuk orang lain (klien) tentu saja kita harus meredam keinginan kita sedikit dan lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh klien, baik dari warna yang dipakai, layout, dsb.
  • Desain Typografi, biasanya desain ini akan dipengaruhi oleh target audience yang dituju dan ukuran dari hasil desain pada akhirnya apakah sebuah karya desain ini untuk sebuah flyer, spanduk atau Billboard, dsb.
  • Pemilihan warna, pemilihan warna dapat ditentukan dari konsep analisa dan strategi yang telah ditentukan, dalam pemilihan warna tentu saja ada kaidah2 yang tidak bisa dielakan yang berkaitan dengan target audience, warna yang berkaitan dengan brand perusahaan, atau warna yang berkaitan dengan partai politik, dan banyak lagi yang bisa dijadikan acuan.
  • Layout yang menarik, layout adalah usaha untuk menyusun, menata unsur-unsur grafis (teks dan gambar) menjadi komunikasi yang efektif. Ada banyak cara untuk mendesain sebuah layout, ada yang formal ada yang bebas, ada yang elegant dan sebagainya. Semuanya itu banyak ditentukan pada keinginan klien.
  • Finishing yang rapi dan indah
6.   Produksi
Setelah desain selesai, maka desain sebaiknya lebih dahulu di proofing (print preview) sebelum di cetak. Jika warna dan komponen grafis lain tidak ada kesalahan, maka desain anda siap diperbanyak.

Pada akhirnya proses tahapan perancangan ini tidak selalu baku seperti ini, bisa disesuaikan dengan budget, waktu dan hasil yang diinginkan dari sebuah desain. Ada yang mungkin cukup tiga tahap saja, atau empat tahap. Semua tergantung dari sang Desainer dan klien tentunya.
   

5 comments:

stranger said...

sangat bermanfaat, dan coba kunjungi graphic design

Raja Cupang Banua said...

makasih gan๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™ stay strong๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช

Unknown said...

Mana yng masuk dalam tahapan yng mudah diingat

Anonymous said...

Mengapa layout jenis sirkus memiliki konsep yang tidak teratur, tapi tetap mengedepankan keutuhan artistik sebuah desain?

Anonymous said...

Thaks