Ada
2 hal yang mempengaruhi nilai dan hasil sebuah desain yaitu konsep dan hasil
akhir. Konsep merupakan perwujudan ide dari seorang desainer setelah
berdiskusi dengan klien mengenai apa yang ingin dicapai, tujuan, segmen dsb.
Konsep biasanya dituangkan dalam bentuk gambar kasar (Sketsa) yang kemudian di
presentasikan terlebih dahulu kepada klien sebelum diolah ke tahap berikutnya.
Kemampuan menuangkan ide menjadi sebuah konsep dipengaruhi oleh apa yang
dilihat, didengar dan apa yang dibaca oleh seorang desainer. Sehingga dengan
semakin variatifnya bacaan akan menambah kemampuan seorang desainer.
Hasil
akhir ditentukan oleh kemampuan skill teknis (Olah Software) seorang desainer.
Seiring dengan banyaknya pekerjaan desain maka kemampuan teknis ini akan
semakin meningkat, begitu juga dengan pengalaman menggunakan sebuah software,
sampai mengembangkan teknik-teknik baru dalam menggali kemampuan sebuah
software akan memberikan hasil yang maksimal pada sebuah hasil desain. Selain
itu pengetahuan post production dari seorang desainer akan membantu
bagaimana hasil desainnya menjadi maksimal, seperti akan dibuat dalam ukuran
berapa, bahannya apa, menggunakan mesin apa, dipajang diluar atau didalam, dsb.
Sebagai contoh untuk membuat desain spanduk ukuran 3 x 1 M dan desain flyer
tentu akan berbeda setting resolusinya di photoshop.
Tahapan
dalam perancangan sebuah desain dijabarkan kedalam 6 proses, yaitu :
Konsep adalah pijakan awal dalam sebuah desain, dan merupakan hasil dari brainstorming seorang desainer dengan klien. Hasil dari pemikiran ini menentukan tujuan-tujuan, kelayakan dan
segment / audience yang dituju. Konsep tidak mesti berasal dari bidang desain tapi merupakan gabungan dari beberapa bidang lain tergantung experience dan observasi seorang desainer. Konsep bisa didapatkan dari bidang lain, seperti : ekonomi, politik, hukum, budaya, dll.
2.
Media
Untuk
mencapai hasil dari tujuan kita terutama mengenai sasaran / segment yang dituju dari desain tersebut, diperlukan studi kelayakan
media yang cocok dan efektif untuk mencapainya. Media bisa berupa cetak,
elektronik, outdoor, Internet, neon sign, mural dll.
3.
Ide/gagasan
Untuk
mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, literatur, wawasan yang
luas, diskusi, wawancara, dll. Agar desain bisa efektif diterima audience dan
membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan. Kadang untuk mendapatkan
ide, diperlukan suatu kegilaan, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,
bahkan membenturkan / membuat suatu hal yang konflik / paradoks.
Inovasi
dalam membuat sebuah karya desain, mencari jargon-jargon baru pada sebuah iklan
atau menerapkan teknik-teknik baru dalam sebuah desain memberikan hasil desain
yang berbeda dari kebanyakan desainer. Kenapa harus berbeda karena dengan
ketatnya persaingan di dunia grafis mempunyai ciri khas terhadap sebuah desain
merupakan suatu nilai tambah.
Contoh
: iklan rokok yang memiliki slogan : “Bikin hidup lebih hidup”. Sedangkan
kita padahal telah mengetahui bahwa rokok lebih mendekatkan kita pada kematian!
But is unique and different right.
4.
Persiapan data
Data
berupa teks, suara, video atau gambar terlebih dahulu harus kita pilah dan seleksi. Apakah
data itu sangat penting sehingga harus tampil atau kurang penting sehingga bisa
ditampilkan lebih kecil, samar atau dibuang sama sekali. Data bisa berupa
data informatif atau data estetis. Data informatif adalah data yang harus ada dan berisi informasi kepada audience bisa berupa foto atau
teks, dan judul. Data estetis merupakan data tampilan agar sebuah desain menjadi enak dilihat dan proporsional. Data ini bisa berupa bingkai, background, efek grafis,
garis atau bidang.Tugas
desainer adalah menggabungkan data informatif dan data estetis menjadi suatu
kesatuan yang utuh. Tujuan desain grafis adalah untuk mengkomunikasikan karya
secara visual, oleh karena itu jangan sampai estetika mengorbankan pesan /
informasi.
5.
visualisasi
Berbeda
dengan pembuatan desain untuk sendiri atau portofolio, dalam kaitannya dengan
pembuatan untuk orang lain (klien) tentu saja kita harus meredam keinginan kita
sedikit dan lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh klien, baik dari warna
yang dipakai, layout, dsb.
- Desain Typografi, biasanya desain ini akan dipengaruhi oleh target audience yang dituju dan ukuran dari hasil desain pada akhirnya apakah sebuah karya desain ini untuk sebuah flyer, spanduk atau Billboard, dsb.
- Pemilihan warna, pemilihan warna dapat ditentukan dari konsep analisa dan strategi yang telah ditentukan, dalam pemilihan warna tentu saja ada kaidah2 yang tidak bisa dielakan yang berkaitan dengan target audience, warna yang berkaitan dengan brand perusahaan, atau warna yang berkaitan dengan partai politik, dan banyak lagi yang bisa dijadikan acuan.
- Layout yang menarik, layout adalah usaha untuk menyusun, menata unsur-unsur grafis (teks dan gambar) menjadi komunikasi yang efektif. Ada banyak cara untuk mendesain sebuah layout, ada yang formal ada yang bebas, ada yang elegant dan sebagainya. Semuanya itu banyak ditentukan pada keinginan klien.
- Finishing yang rapi dan indah
6.
Produksi
Setelah
desain selesai, maka desain sebaiknya lebih dahulu di proofing (print preview)
sebelum di cetak. Jika warna dan komponen grafis lain tidak ada kesalahan, maka
desain anda siap diperbanyak.
Pada akhirnya proses tahapan perancangan ini tidak selalu baku seperti ini, bisa disesuaikan dengan budget, waktu dan hasil yang diinginkan dari sebuah desain. Ada yang mungkin cukup tiga tahap saja, atau empat tahap. Semua tergantung dari sang Desainer dan klien tentunya.
5 comments:
sangat bermanfaat, dan coba kunjungi graphic design
makasih gan🙏🙏🙏 stay strong💪💪💪
Mana yng masuk dalam tahapan yng mudah diingat
Mengapa layout jenis sirkus memiliki konsep yang tidak teratur, tapi tetap mengedepankan keutuhan artistik sebuah desain?
Thaks
Post a Comment